Bel pulang
sekolah pun berbunyi. Kepala ku terasa pusing sekali. Dengan segera aku berlari
kearah toilet, berharap tidak ada yang mengikutiku.
“Nadine kenapa?” tanya Ridho
khawatir pada Dewi. Tapi Dewi hanya menggeleng pelan. “Wajahnya pucat banget, dari
tadi juga dia keringatan. Kita harus susul dia! Gue takut dia kenapa-kenapa.”
ajak Ridho pada Dewi.
“Emm.. jangan, Nadine kayaknya
gak mau diganggu dulu. Tunggu dia cerita aja ya?” jawab Dewi pelan.
“Hah?” Ridho kaget mendengar
jawaban Dewi, tapi dia munurut saja. “Yaudah, tapi kalau dia cerita, kasih tau
gue ya! Gue jadi khawatir. Baru-baru ini dia sering kayak gitu. Dia sakit ya?”
tanya Ridho khawatir. Dan Dewi hanya menggeleng. “Tapi.. setiap gue tanya dia selalu bilang baik-baik
aja.” lanjut Ridho.
“Dewi nggak tau. Dewi pulang duluan ya? Aku udah dijemput.” jawab
Dewi dengan terbata-bata.
“Yaudah, hati-hati Wi.” Dan Dewi
hanya diam menunduk.
...........
Ternyata
tidak ada satu orang pun yang mengetahui kepergian Nadine. Begitu saja dia
hilang tanpa kabar, dan tidak masuk sekolah hari ini. Kosongnya rumah Nadine
secara tiba-tiba, menambah kekhawatiran teman-temannya. Bahkan tetangganya pun
tidak mengetahui kemana perginya keluarga Nadine.
“Nad.. kamu kemana sih?” tanya
Dewi sendiri sambil terus menelpon Nadine.
“Bisa, Wi?” tanya Ridho cemas.
“Belum..” jawab Dewi lemas.
“Ya ampun.. Nadine kemana ya? Dia
kenapa ya?” tanya Tiara khawatir. “Sabar ya.. kita pasti bisa tau dimana dia!” Albert
menenangkan Tiara.
“Tadi dikelas teman-teman juga
nanyain Nadine, hampir satu sekolah nanyain Nadine ke gue malah.” Tambah Ridho.
“Duh.. kamu dimana sih, Nad?”
tanya Dewi sendiri.
Sepulang
sekolah, semua mulai sibuk mencari informasi tentang Nadine. Mulai dari
tetangga sampai tukang sayur yang berjualan di komplek perumahan Nadine, semua
sudah ditanya. Tapi tetap saja percuma. Tidak ada satu pun informasi yang
didapat. Sudah lebih dari satu minggu tidak ada kabar tentang Nadine. Bahkan
pihak sekolah pun tidak mengetahui keberadaan Nadine. Hal ini menambah rasa
khawatir teman-teman Nadine. Untung saja Ujian Nasional telah usai, tinggal
menunggu pengumuman dan melanjutkan pendidikan. Waktu luang ini digunakan oleh
Ridho, Dewi, Tiara, dan Albert untuk mencari Nadine. Semua yang telah dilakukan
hanya sia-sia, tidak satu pun informasi diketahui mereka. Nadine bukan orang
Indonesia asli. Papa Nadine asli Rusia, sedangkan Mamanya campuran Indonesia
dan Korea. Sehingga tidak ada satu pun saudara Nadine yang tinggal di
Indonesia. Ini semua mempersulit pencarian Nadine. Sudah satu bulan mereka
lalui dengan rasa khawatir yang semakin besar.
...........
Suasana yang sunyi membuat
alunan biola terdengar merdu dan sukses membuat semua mata tertuju pada gadis
cantik yang duduk tepat ditengah panggung. Ditambah rintik-rintik hujan dihiasi
lampu-lampu kecil yang menggantung disepanjang cafe, lilin-lilin manis yangbertebaran
disekeliling taman membentuk nama cafe tersebut. Sentuhan desain yang memakai
bahan kayu, membuat suasana asri, sejuk, dan damai dapat dirasakan.
Permainan biola pun selesai. Tepuk
tangan meriah mengakhiri aksinya. Gadis cantik berambut hitam panjang, kulitnya
yang putih bersih, mata kecokelatan yang indah, postur tubuhnya yang
proposional menampakan keanggunannya malam hari ini. Gadis cantik itu berjalan
kearah salah satu meja ditengah cafe.
“Hai..”
“Hai..
Kamu kenapa?”
“Emm..
nggak papa kok.”
“Kamu
bohong. Kapan teakhir kamu pergi kesana?”
“Gue
nggak papa kok. Tenang aja...”
“Jangan
bohong! Kamu tau, aku bisa tau semua itu.”
“Lo
nggak usah khawatir. Dan please jangan kasih tau yang lain.”
“Kenapa?”
“Kenapa?
Karena gue nggak tega mereka ngeluarin air mata sia-sia buat gue.”
“Kamu
harus balik kesini lagi ya...”
“Thanks.
Tapi sekarang gue harus pergi, dan please.. jangan biarin mereka sia-sia
ngeluarin air mata buat gue.”
“Aku
coba..”
“Makasih
ya.. lo sahabat gue yang palingggg... baik.”
“Kamu
masih bisa tersenyum, padahal kamu...”
“Sssssstttt....
gue nggak papa kok. Ini cuma sebentar, dan gue harap gue bisa lagi ketemu
kalian.”
“Iya..
kamu harus ketemu aku dan yang lain lagi.”
“Yaudah
ya.. gue harus pergi, bye...”
“See
you..”
Label: Karya Gue